Wednesday, February 24, 2010

Needed: Energy for Passion and Patience

I feel so exhausted right now.
Oke, it’s still 10:15 in the morning while I write this post
how come I could feel this tired (=.=).
Hhh…



Tugas Akhir.

Adalah awal dari segala kekacauan. Sebuah semangat yang membuahkan konsekuensi baru bernama kesabaran.

Yayaya… akhirnya aku mengalaminya lagi. Setelah akhir tahun 2009 lalu ter-pending 6 minggu buat konsultasi, hari ini ter-pending lagi seminggu hanya untuk tanda tangan segepok proposal penelitian buat dikasihin ke kantor Bappeda Sleman, sesuai dengan persyaratan birokrasi. It means, seminggu lagi baru bisa kukasih proposalnya, perijinannya jadi (mungkin) sehari kemudian, dan baru bisa ambil data bulan Maret!!! Oh, rencana wisuda Mei-kuuu… *menangis tersedu*

Tugas akhirku yang malang. Kenapa harus aku yang mengerjaimu ya? Dan kenapa juga aku kepincut sama Selokan Mataram, yang airnya coklat, kanan-kirinya rame PKL, jalannya sempit pula. Tapi entah kenapa, warisan infrastruktur ini bener-bener bikin aku jatuh cinta sejak semester 5. Kalian tau, itu bisa dibilang warisan infrastruktur yang paling berharga yang dimiliki Yogyakarta. Secara jenius Sultan Hamengkubuwono IX merencanakan pembangunan kanal ini untuk mencegah rakyat Yogyakarta dikirim romusha. Dan konon, kalau Kali Progo dan Kali Opak “dikawinkan”, maka Yogyakarta akan makmur dan sejahtera gemah ripah loh jinawi. Wow…

Ah, ngomong apa aja aku ini? Hehe… tapi ya begitulah, seiring dengan perkembangannya, dibangun kampusku tercinta ini, Universitas Gadjah Mada, dan kampus tetangga, UNY (jaman dulunya disebut IKIP), terus ke timur dikit ada UPN dan STIE-YKPN, maka jadi ramailah kawasan Selokan Mataram ini dari Pogung sampai Seturan. Dan mendadak seekor kucing pink stress ini pun jatuh cintaaa…

Waduh, bukan bukan, kisah cintaku nggak bermula dari situ kok. Tapi aku terus tertarik aja sama kawasan ini. Aku bikin rencana ruang terbuka hijau (RTH) untuk kawasan ini buat tugas Studio Perencanaan 6, walaupun terlihat mengkhayal dan sangat utopia (yes, I wanna be an utopian planner someday), tapi cukup buat membuat teman-teman dan dosen terkesan. Tapi nilainya cuma B, hiks, 4 sks-ku melayang begitu saja. Dan akhirnya kuajukan tema dan kawasan ini untuk judul skripsiku. Yang akhirnya mengharuskan aku untuk berjalan 3-5Km setiap survey, dari total 12,77Km obyek penelitianku. Weleh. Bener-bener, mengerjakan tugas akhir nggak cuma menguras pikiran, tapi juga tenaga. Ya, beneran tenaga fisik, yang bikin aku mengucurkan keringat.

Ngob ngob soal keringat. Ternyata nggak hanya berlaku waktu survey lapangan aja. Contohnya hari ini. Untuk menemui bapak dosenku yang baik hati itu, aku harus rela jadi Spiderman, loncat dari satu gedung ke gedung lain, mana ini fakultas teknik ya,  jarak antar gedungnya jauh-jauh, apalagi gedung kampusku (JUTAP) adalah yang terpojok, mencit. Dan ruang dosenku itu ada di lantai 3, both in KPTU and in department!!! HOSH *super sweat*

Ah… back to reality, setelah makan siang nanti seharusnya aku jalan-jalan survey di part 4 wilayah survey-ku, yaitu penggalan antara Jalan Kaliurang sampai Jalan Monjali. Duh, mana hari-hari ini di Jogja panasnya ampun-ampunan, dan 3 hari ini aku kena hypoglycemic (kekurangan glukosa) parah yang menyebabkan aku nggak bisa nahan laper dan ujung jari bergetar (tremor? Ah, kayak orang tua aja, hahaha…).
But, for the sake of my final project, I’ll sacrifice anything to do it!!!


FOR THE FUTURE
将来 の ため に

FOR LIFE!!!
生活 の ため に!!!

6 comments: